Loverman Chapter II

Bookmark and Share
Aku terkejut saat pelatih menanyakan julukan yang bakal dipakai saat pertandingan nanti. Aku bingung menjawab apa. " kamu harus ada julukan, publik mengenal Cris John dengan sebutan The Dragon. Muhammad Ali dan Mike Tyson juga punya julukan khusus. Setiap pertandingan besar julukan akan disebutkan mengiringi nama pertinju, " ujar mas Tomi, Pelatih sekaligus manajerku.

" Thelron Man bagaimana ?" tawar Yogisparingpartner ku saat latihan. Aku menggelengkan kepala, julukan itu begitu angker dan tidak cocok dengan kapasitas ku yang masih hijau di pentas tinju dunia. " The Killer Man atau Mr. Stone sepertinya bagus. Ya terus apa lagi coba ? keluh mas Tomi kelihatan menyerah atas saran yang kutanggapi dingin. " Loverman, " jawabanku ternyata mengejutkan banyak orang yang kebetulan sedang menyantap sarapan pagi. "Serius ? "

Aku sebenarnya tidak yakin juga dengan kalimat yang baru saja terlontar, aku tahu nama itu sedikit aneh di belantika tinju dunia dan membuat orang yang mendengar bakal tertawa. Namun menurut ku julukan itu sesuai sekali dengan apa kurasa akhir-akhir ini. Apa nama itu tidak terlalu bagus untuk seorang petinju, " protes mas Tomi sambil menahan tawa nya.
" Oke tidak masalah, semoga membawa berkah. " sebenarnya kalau di pikir-pikir lagi, agak janggal juga sebutan itu, tapi apa boleh buat toh tidak seorang pun yang berani mengubahnya, aku yakin. Setiap manusia tentu membutuhkan cinta, kasih sayang dan ketulusan seseorang. Sebutan Loverman sendiri terinspirasi dari ayah dan Tari. Aku ingin sekali dicintai dan mencintai serta berharap dua sosok itu bisa mengasihiku apa adanya. Khusus untuk Tari, aku ingin perasaan cinta yang kupunya segera terbalas. . Aku begitu haus akan kasih sayang, cinta yang benar-benar tulus tanpa kekangan.

Mungkin sangat beralasan permintaan itu, sejak lahir aku tak pernah sekali pun merasakan belaian lembut seorang Ibu, ia meninggal saat tubuhku masih memerah. Satu jam setelah melahirkan sosok jagoannya, ibu pergi selama-lamanya. Air mataku sering jatuh jika mengingat kisah itu lagi, kadang aku cenderung menyalahkan Tuhan karena begitu cepat memanggil orang yang ku sayang. Namun untunglah setelah mengenal Tari, secara perlahan aku kembali menemukan perhatian dan sentuhan cinta dari sosok wanita.

         ================== Bersambung ( Klik Disini ) ================

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Jangan Lupa Coment dan Kritikannya Demi Kemajuan Blog Ini, "Kami Mohon Jangan SPAM ya" Happy Blogging