Perkembangan Islam di Benua Afrika

Bookmark and Share

A.                ISLAM DI BENUA AFRIKA
Pada tahun ke-5 dari kenabian, Rasulullah SAW memerintahkan beberapa orang sahabatnya (berjumlah 15 orang, 11 orang laki-laki dan 4 orang wanita), untuk berhijrah ke Habsyah (Ethiopia). Hijrah ini dipimpin oleh Usman bin Maz’un yang bertujuan untuk menghindari penyiksaan-penyiksaan, dan menyelamatkan diri dari kaum kafir Quraisy serta mendakwahkan agama Islam.
Selain itu, pada  ± ke-6 Hijrah, Nabi SAW mengutus sahabatnya Hatib bin Abi Balta’ah untuk menyampaikan surat dakwah (seruan masuk Islam), kepada Muqauqis (penguasa Mesir, Gubernur Romawi Timur).
Islam menyebar ke negara-negara Afrika Utara serta terjadi Islamisasi dan Arabisasi. Hal ini terjadi pada ± abad 7 – 8 M. Di Afrika Timur, faktor Arabisasi dan Islamisasi tampak jelas pada kedatangan dan ekspansi Islam ke Afrika Selatan antara lain dilakukan oleh para budak Melayu yang di bawa oleh orang-orang Eropa ke wilayah itu.
Penyebaran Islam di Benua Afrika tidak terlepas dari persaingan antara Islam dan Kristen, serta antara Islam dan westernisasi sekuler. Walaupun begitu, Islam di benua Afrika tetap berkembang ke arah yang lebih maju, baik kuantitas maupun kualitas.
Di Benua Afrika banyak negara yang penduduknya mayoritas Islam, seperti : Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko, Sahara Barat, Mauritania, Mali, Nigeria, Senegal, Gambia, Guinea, Somalia, dan Sudan. Sedangkan negara-negara di Benua Afrika yang minoritas Islam adalah : Zambia, Uganda, Mozambique, Kenya, Kongo, dan Afrika Selatan.
            Keberadaan umat Islam di beberapa negara di Benua Afrika, yaitu : Mesir, Aljazair, dan Tunisia.
1.            Mesir
Umat Islam di negeri ini adalah mayoritas. Berdasarkan sensus 1986, jumlah umat Islam mencapai 90 % dari seluruh penduduk. Ibukota Mesir ialah Kairo, dan bahasa resminya adalah bahasa Arab.
Setelah merdeka, Merupakan negara yang bentuk pemerintahannya ialah Monarki Konstitutional. Mesir menjadi negara Republik pada tanggal 18 Juni 1953, dengan Presiden pertamanya Mayor Jenderal Muhammad Naguib.
Mesir merupakan negara agraris, dan hasil pertaniannya adalah kapas, padi-padian, sayur-sayuran, tebu, dan buah-buahan. Di Mesir terdapat industri tekstil, pariwisata, bahan kimia, baja, semen, pupuk, dan lain-lain.
Mesir adalah negara yang besar jasanya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai perguruan tinggi, dan yang tertua adalah Universitas Al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh Jauhar Al-Khatib As Saqili pada tanggal 7 Ramadhan 361 H ( 22 Juni 972 M).
Mesir juga memiliki bangunan-bangunan yang memiliki nilai seni yang tinggi, seperti Al-Qasr Al-Garb (Istana Barat), Al-Qasr Asy-Syarq (Istana Timur), Universitas Al-Azhar, tembok yang mengelilingi istana, dan pintu-pintu gerbang yang terkenal dengan nama Bab An-Nasr (pintu kemenangan) serta Bab Al-Fath (pintu pembukaan). Di Mesir juga terdapat Masjid-Masjid yang megah nan indah, misalnya : Masjid Al-Azhar, Masjid Maqis, Masjid Rasyidah, Masjid Aqmar, Masjid Saleh, dan Masjid Raya di Qairawan yang dibangun kembali pada tahun 862 M.
Mesir juga biasa disebut : “Jumhuriyah Misr Al-Arabiyah” (Republik Arab Mesir), luas daerahnya sekitar 997,739 km­­2.

2.            Aljazair
Bentuk pemerintahannya adalah republik, adapun ibukotanya adalah Al_jir, dan bahasa resminya adalah bahasa Arab dan bahasa Perancis. Penduduknya yang beragama Islam berjumlah 99,1 % dari seluruh penduduk.
Aljazair di perintah oleh bangsa Romawi semenjak tahun 40 SM, oleh Vandala dari tahun 429 – 534 SM, oleh Bizantium dari tahun 534 – 690 SM, akhir abad ke-7 dikuasai umat Islam. Pada tahun 1830 M Aljazair diduduki oleh Perancis, dan baru pada tanggal 3 Juli 1962 memperoleh kemerdekaan.
Semenjak tahun 1980, Aljazair memasuki masa kebangkitan Islam, hal itu ditandai antara oleh :
  1. Semangat kehidupan beragamanya meningkat.
  2. Perencanaan ekonomi yang lebih sistematis, bahkan menjadikan penduduk menganut minoritas mitos industrilisasi sebagai satu-satunya kekuatan.
  3. Berdasarkan kongres partai tunggal di Aljazair, yakni The National Liberation Front (Front Pembebasan Nasional) pada tanggal 27 – 31 Januari 1979, maka diadakan kegiatan-kegiatan :
-          Mendirikan “Pusat Latihan Imam” di Meftah, sebelah Utara Al-Jir.
-          Membangun Universitas Teknik Ultra Modern di Oran, mendirikan pusat perdagangan Ultra modern di Oran, dan membangun pusat perdagangan serta kebudayaan Riyad Al-Feth yang bergaya Barat dan kontroversial di Al-Jir.
-          Pembangunan Masjid-masjid.
Di Aljazir terdapat Kementerian Agama (Wizarah As-Syu’un Al-Diniyah), yang tugas utamanya mengembakan studi Islam dan mengenalkan tradisi Islam serta ideologi Islam. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan seminar tentang pemikiran Islam yang pertama di Batna (1969), kedua di Aures (1978), dan ketiga di Al-Jir (1980).

3.            Tunisia
Tunisia terletak di Afrika Utara, bentuk pemerintahannya adalah Republik, adapun ibukotanya adalah Tunis (dulu bernama Tarsyisy), penduduknya mayoritas beragama Islam yakni  sebanyak 99,4 %.
Tunisia diperintah oleh penguasa-penguasa Islam. Pada tahun 1881, Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan Husainiyah, menyerah pada Perancis. Sejak itu, Tunisia menjadi jajahan Perancis sampai dengan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1956 M.
Tunisia mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam. Melalui lembaga pendidikan Jam’iyah Zaitunah, yang kemudian berubah menjadi Institut Ilmu-Ilmu Islam, kader-kader ulama dididik dan dilatih agar kemudian menjadi ulama besar, lembaga pendidikan tersebut berada dalam pengarahan dan pemerintahan Tunisia.

{ 1 komentar... Views All / Post Comment! }

PUSHTOP mengatakan...

Salam Blogger,
Sebuah Paparan Yang Sangat singkat dan Memberikan Pencerahan.
sudah lama Sekali Tak Pernah Ngumpul,dimana forum yang rame sekarang gan?

Posting Komentar

Jangan Lupa Coment dan Kritikannya Demi Kemajuan Blog Ini, "Kami Mohon Jangan SPAM ya" Happy Blogging